Oleh Ummi Ulfatus
TANAH YANG DIJUNJUNG
Ummi Ulfatus Syahriyah
1//
Kuberkunjung pada tanah yang dijunjung
Tertancap bilah keris yang aris
Titah Sri Susuhunan Pakubuwana X
2 Mei 1911
Menyebar arum wangi
Pada hidung para wedana
Menyeruak, menyingkirkan
anyir sepatu Londo
Kutabur sekar pada tanggal yang mekar
Dengan kidung agung
Pada nisan leluhur dan
mata tanah yang merekah
oleh air-air penuh berkah
kidung berdendang tak kenal lengang
pagi, malam, siang
bersenandung
Kulafalkan tembang pitutur
Pada sela malam yang disusur
“Satemah nunggal sajugo
Guyub rukun kang sinedya”
Kutabuh gendhing beriring
Tarian gemulai seorang ledhek
Berayun anggun di atas pancur
Yang mengucur dari keringat para pengusung
Ditancapkannya kayon pada kisah yang dipilin
Kusisir makna yang mendesau
Dari balik suara dalang
“Wahyu Makutharama”
Wahyu berduyun turun
Pada kalbu nalendra dan ksatria sejati
2//
Baginda kilir mohon izinkan
Aku menadah air sekawan
Baginda kilir mohon izinkan
Penuhi tanah kami keberkatan
Kutadah air
Kuraupkan pada mata tanah
Membasut mata air
Kupancangkan sulbi pepohonan
Berdiri tegak di tengah jantung yang dipasung
Dari pucuknya merecikkan butir yang diseduh
Dalam cawan teduh
Sang Hyang mohon wariskan
Tanah leluhur subur makmur
Hyang Wenang mohon berikan
Hasil panen yang tak terukur
3//
Kupetik biji kecemasan
Tiap kali melingkari kalendar
Menyuluh tangan-tangan legam
Bergerilya di tengah malam
Mengantongi kerusuhan dari tiap ranting yang nyaring
Bersama kokok ayam
Sang Hyang limpahi hujan
Tangan legam yang sembarangan
Hyang Tunggal mohon bersihkan
Tanah junjungan yang berantakan
4//
Kusangrai benih hati yang karam
Dengan lumat kalam
Kembali kutanam sulbi pepohonan
Mencuratkan butir kemenangan
Kekalih kinasih sempit dan lapang
Kiranya sudi bertandang
Pada perjamuan biji abang
yang t’lah tanah kami hidang
Malang, 02 Agustus 2025
- Susuhunan Kasunanan Surakarta yang memerintah pada tahun 1893-1939
- Sesepuh Desa Sumberdem, Mbah Soemoredjo mendapatkan bilah keris dari Sri Susuhunan Pakubuwana X yang tertanggal di dalamnya 2 Mei 1911, di dalam ukiran keris itu terdapat ukiran daun kopi.
- Seorang pejabat pemerintah pada masa Hindia Belanda yang memerintah sebuah kawedanan, sebuah wilayah administrasi yang berada di bawah kabupaten.
- Belanda
- Cuplikan tembang giriso yang berisi nasehat agar hidup rukun
- Gunungan wayang yang berfungsi sebagai tanda pembuka dan penutup cerita dalam wayang
- Sebutan Nabi Khidir bagi orang Jawa, sebagai penunggu air.
- Bahasa jawa krama inggil untuk angka empat (4). Di desa Sumberdem terdapat empat sumber mata air yang tak pernah kering sepanjang musim.
- Sebutan untuk Tuhan semesta alam, adapula nama lain seperti Sang Hyang Tunggal
- Dua kekasih, menggambarkan kepercayaan roh nenek moyang dan Tuhan semesta alam. Dua kepercayaan yang ada di Desa Sumberdem. Dimana kepercayaan pada mistisisme masih kental.
- Bahasa jawa dari kata “merah” biji abang/biji merah yang dimaksud adalah biji kopi yang telah dipetik ketika memasuki masa warna kulit bijinya berwarna merah dan siap panen.
Ummi Ulfatus Syahriyah menulis puisi sejak tahun 2019. Buku puisinya yang sudah terbit Yang Terperam dan Tersekat (2019) dan Tuan Arloji (2023). Beberapa tulisan puisinya juga termuat dalam beberapa laman web, dimensipers.com, morfobiru.com, adakreatif.id, golagongcreative.com, duniasantri.co, dan sukusastra.com. saat ini tinggal di Malang dan bergiat di komunitas Lingkar Sastra Avicenna.