Cerpen: Di Balik Kabut Apa Ada Jawabnya
Oleh May Wagiman Apa Melati membenciku? Laki-laki itu merenung. “Terima kasih sudah men…
Oleh May Wagiman Apa Melati membenciku? Laki-laki itu merenung. “Terima kasih sudah men…
Oleh Rizky Maulana Fata’ah Asing dengan malam minggu, Fenta berusaha mencari cara men…
Oleh Abdul Turgenev INDONESIA GUGUR : Dipengaruhi puisi Gugur Karya Rendra Indonesia gu…
Oleh Pitrus Puspito PARADOKS YANG MENYAMAR Kaukah buih ombak itu yang entah memeluk era…
Oleh Edith Indah Lestari MASIH KUSIMPAN MUNGKIN Kita berjalan dalam bayang yang sama, T…
Oleh Puisi Wisnu Ahmad Rifai Amsal Kematian /satu/ Amsal – kematian menjemput, memaksa…
Oleh Eka Gilang Wicaksana Sulaeman Mungkin Ini Tulisan Puitis Untuk Kimura Yumi Hati …
Oleh Ummi Ulfatus Syahriyah Di Balik Jendela Kereta Bising pikiran berdiang dalam rel a…
Oleh Ayu Alfiah Jonas Patra bergegas menuju rumah sakit yang dimaksud Nusan. Sebelum s…
Oleh Amelia Fitriani Pagi di Kinabalu I Kecupan anginmu, Kinabalu Pada jenjang leher pe…
Oleh Eka Gilang Wicaksana Sulaiman Pagi ini istriku pulang ke rumah orang tuanya setela…
Oleh Ahmad Amin Cerminan di tengah pergulatan batin kata-kata berhamburan melayang sepe…
Oleh May Wagiman Tokyo, Mei 2024. “... akhirnya dia mati di sini. Broken hearted …,” …
Our website uses cookies to improve your experience. Learn more